Melihat sosoknya yang garang kita teringat seekor binatang yang biasa terdapat padang belantara Amerika. Berbadan besar dan berpunuk. Tapi, Byson yang satu ini walau berbadan besar, tegap, macho dan berotot tapi bukan seekor bintang khas negeri Pak lek Sam.
Dia, adalah sepeda motor sport terbaru dari Yamaha. Yamaha Byson namanya. Mari kita lihat apa saja yang menjadi daya tariknya. Pertama soal desain. Boleh dibilang urusan yang satu ini Byson tidak ada bandingannya. Bodi kekar terlihat dari desain tangki yang lebar khas motor-motor gede (moge). Praktisnya, tangki ini bisa dibongkar pasang untuk kebutuhan penggantian cat bila biker menginginkan sentuhan modifikasi.
Bentuk setang juga beda dibanding motor sport keluaran pabrik pada umumnya. Yamaha memakai setang yang lebih panjang. Kebanyakan model setang seperti ini hasil kreasi modifikasi biker pada tunggangan bergaya touring. Efeknya tentu penampilan jadi lebih gagah, dan handling pada pemakaian sehari-hari juga lebih nyaman. Namun penggunaan setang lebar boleh jadi malah membawa dampat negatif ketika biker terpaksa harus meliuk di keramaian jalan raya.
Bergerak sedikit kearah depan, bentuk muka Byson hadir lewat headlamp asimetris yang mirip dengan V-ixion generasi terbaru. Tidak bulat, tapi juga tidak persegi. Cukup pas dengan karakter motor sport perkotaan. Uniknya, letak pelat nomor ada di bagian atas headlamp bukan di bagian bawah seperti pada umunya motor di Indonesia.
Masih di bagian depan, Yamaha juga telah menggunakan telescopic fork berdiameter 41 mm yang diklaim merupakan terbesar di kelasnya. Bagian kaki-kaki juga cukup kokoh dengan penempatan ban ukuran 100/80-R17 jenis tubeless.
Informasi seputar motor juga terpampang jelas pada panel indicator model digital LCD. Speedometer, tachometer, fuel meter, engine indicator, serta gear indicator dan lamp indicator terpampang jelas baik siang maupun malam.
Balik lagi ke bagian tengah motor, PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) mendesain jok dengan model susun antara rider dengan boncenger. Bila menjadi pengemudi jok ini cukup nyaman menampung bokong, namun ketika dijajal duduk jadi boncenger, maka terasa sedikit sakit.
Tepat dibawah tangki, YMKI membiarkan Byson tampil "telanjang" demi memperlihatkan mesin 153 cc 4 tak SOHC air cooled miliknya. YMKI juga mengklaim jeroan Byson dilengkapi sistem pendingin bagian busi khusus racikan Yamaha. "Supaya busi tetap bekerja optimal, dan teknologi ini tidak ada di motor lain," tegas Manager Technical Support Service Division YMKI, Muhamad Abidin ketika ditemui di Sirkuit Sentul, Jawa Barat, Kamis (19/8/2010).
Sektor mesin ini menurut Abidin juga sebagain besar diadopsi dari V-ixion meski tetap tak menggunakan mekanisme fuel injection. Dengan tipe kopling basah 5-speed, dipercaya pergantian antar gigi juga berlangsung halus dan responsif sesuai karakter motor sport perkotaan.
Beranjak ke buritan, stoplamp dibuat cukup unik berbeda dengan motor sport yang banyak beredar di Indonesia. Letak lampu rem ini berada di bagian spakbor bukan menyatu pada bodi bagian belakang, atau lebih tepatnya dekat dengan bagian plat nomor belakang. Karakternya memang futuristik, tapi bagi yang tidak terbiasa dengan tampilan seperti ini akan menganggapnya sedikit aneh.
Meski demikian bila melihat ban bagian belakang, mungkin semua setuju Byson kembali satu langkah di atas motor sport lainnya. Bukan berlebihan, mengingat YMKI berani menjejalkan si karet bundar jenis tubeless berukuran 120/80-R17 dengan lebar pelek 3.5.
Bagian ini boleh jadi merupakan kebanggaan Byson dibanding motor sport kompetitornya. Sebab bikers seakan tak perlu lagi meng-up-grade ban belakang guna tampil makin gagah dan bisa menapak aspal lebih mumpuni. Namun menurut Abidin, Yamaha masih puas dengan penggunaan rem jenis tromol untuk bagian ban belakangnya. "Kami pikir konsumen motor sport 70 persen menggunakan rem depan dibanding rem belakang, jadi sepertinya tidak terlalu signifikan pakai rem cakram belakang," katanya.
Bodi besar, kaki-kaki berotot, serta mesin 153 cc, menjadi modal Yamaha Byson untuk berusaha mempertahankan segmen motor sport pabrikan berlambang garpu tala itu. Berhasilkah Byson memikat hati riders di dalam negeri? Semua tentu tergantung selera masyarakat sendiri.
Post a Comment for "Yamaha Byson: The Muscle Bike from Yamaha"
Post a Comment