Praveen/Melati Juara All England 2020, Kini Membidik Olimpiade!
Infomoga.com -- Pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti berhasil jadi juara All England 2020. Tapi sebagai juara All England mereka harus menghadapi kutukan di Olimpiade, mampukah? Balik mematahkan kutukan tersebut kini jadi tugas mereka.
Pasalnya dalam sejarah, tidak ada juara ganda campuran All England yang berhasil juara Olimpiade di tahun yang sama. Tetapi hal tersebut tidak berlaku di nomor lainnya.
Baca juga: Chelsea Menang 2-0, Hasil Lengkap Pertandingan Piala FA Babak ke Lima
Berikut beberapa pasangan ganda campuran yang gagal di Olimpiade setelah sebelumnya menjuarai All England seperti dikutip dari CNN Indonesia, Selasa (17/3/2020), yakni:
- Praveen Jordan/Debby Susanto (All England 2016)
- Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (All England 2012),
- Zheng Bo/Gao Ling (All England 2008),
- Kim Dong-moon/Ra Kyung-min (All England 2004),
- Kim Dong-moon/Ra Kyung-min (All England 2000),
- Park Joo-bong/Ra Kyung-min (juara All England 1996)
Sejak Liliyana Natsir pensiun, mengemuka pertanyaan tentang kualitas ganda campuran Indonesia. Pemain-pemain di pelatnas dianggap belum memiliki kualitas yang bisa menggantikan si Butet.
Kemenangan di All England setidaknya bisa sedikit menjawab keraguan tersebut. Melati Daeva membuktikan bisa jadi pemain putri yang mumpuni untuk memimpin pertarungan di arena bulu tangkis dunia.
Beban Melati tentu besar karena tumbuh dengan terus dibayangi dengan nama besar yang senior, Liliyana Natsir. Namun, Melati harus percaya diri dan meyakini bahwa ia juga seorang pemain yang punya talenta dan skill yang mumpuni.
Sejak masa junior, Melati sudah disorot sebagai salah satu calon bintang di dunia badminton Indonesia. Keberhasilan Melati jadi juara dunia junior bersama Edi Subaktiar adalah bukti ia bisa jadi pemain yang diandalkan.
Di sisi lain, Praveen Jordan juga tak boleh keraguan. Praveen sudah lama disebut sebagai salah satu pemain yang punya serangan mematikan.
Meski sering tampil inkonsisten selepas ditinggal pensiun partnernya, Debby, Praveen kini mulai unjuk gigi sebagai pemimpin serangan.
Baca juga: Messi, Pemain Bola Pertama yang Ukir Sejarah atas Konstribusi 1.000 Gol
Praveen dan Melati sama-sama punya hal yang ingin dibuktikan. Praveen ingin bisa tampil sebagai pemain yang lebih konsisten dan minim kesalahan sedangkan Melati punya tekad bisa tampil lebih taktis di depan net.
Dengan usia matang kedua pemain, Praveen (kelahiran 1993) dan Melati (kelahiran 1994) punya waktu terbaik untuk memenangkan Olimpiade di tahun ini. Empat tahun mendatang, kesempatan itu belum tentu lagi datang.
Bagaimana dengan kutukan juara All England di Olimpiade? Rekor-rekor buruk itu ada untuk ditaklukkan. Kutukan ada untuk dipatahkan. Well...Semangat Praveen/Melati, Kamu Pasti Bisa!
Post a Comment for "Praveen/Melati Juara All England 2020, Kini Membidik Olimpiade!"
Post a Comment