Ganjar: Jangan ke Jakarta!
Infomoga.com -- Masyarakat Jawa Tengah (Jateng) yang terlanjur mudik diharapkan tidak nekat kembali ke Jabodetabek. Ganjar Pranowo mengimbau agar masyarakat menaati larangan tersebut guna memutus penyebaran Covid-19.
"Jangan ke Jakarta, wong sudah dikasih tahu kok, kecuali mereka yang bekerjanya di kantoran, pasti pulangnya kemarin pakai izin," kata Ganjar, di Semarang, Jateng, Selasa (26/5).
Menurut Ganjar, masyarakat tidak perlu balik ke Jakarta, apalagi ibu kota merupakan salah satu episentrum penyebaran virus corona.
Baca juga: Hadang Pemudik, Polda Jateng Intensifkan Penyekatan di Perbatasan
Tapi kalaupun harus balik ke Jabodetabek harus memenuhi beberapa syarat, salah satunya dengan mengurus Surat Izin Keluar Masuk (SKIM).
"Ketika di suatu tempat terjadi wabah, janganlah kamu mendekati daerah wabah itu. Itu saja rumusnya, yang nekat ada resikonya. Ya, anda akan mendapatkan kondisi yang tidak nyaman," ujarnya.
Ganjar meminta, masyarakat yang sudah telanjur mudik untuk tetap tinggal di Jateng, karena sudah disiapkan program pemberdayaan bagi masyarakat terdampak pandemi Covid-19.
"Mereka yang tidak bisa bekerja akan diberikan pelatihan, modal usaha hingga pemasaran sesuai potensi masing-masing," ungkap dia.
Pemprov Jateng sudah bekerja sama dengan sejumlah penyedia perdagangan elektronik nasional untuk menyukseskan program itu.
Hampir 900 Ribu
Sebagai informasi, meski pemerintah melarang mudik, banyak warga Jateng yang bekerja di Jakarta maupun kota besar lain, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi nekat untuk mudik dengan menggunakan berbagai cara.
Baca juga: Pemprov Jateng Bagikan 7.000 Paket Sembako untuk Warganya di Jabodetabek
Dinas Perhubungan Jawa Tengah mencatat sebanyak 897.713 orang mudik telah memasuki Jawa Tengah sejak 26 Maret-23 Mei. Dari sejumlah itu, mayoritas pemudik datang menggunakan moda angkutan jalan raya.
Sebanyak 643.243 pemudik diperkirakan telah memasuki wilayah Provinsi Jawa Tengah menggunakan angkutan umum. Dari total 643.243 pemudik itu sebanyak 406.920 orang atau 63% menggunakan moda angkutan jalan.
Kemudian menyusul kereta api 176.749 orang atau 28%, lalu pesawat udara 52.275 orang atau 8% dan kapal laut 7.299 orang atau 1%.
Post a Comment for "Ganjar: Jangan ke Jakarta!"
Post a Comment