Kue Kapur, Jajanan Khas Ramadan yang Semakin Langka
Infomoga.com -- Salah satu yang membuat suasana bulan Ramadan menjadi berbeda adalah adanya jenis-jenis jajanan tertentu yang hanya bisa ditemui di bulan ini. Berburu makanan khas atau makanan kesukaan menjelang magrib menjadi keasyikan tersendiri.
Nah, selain kolak pisang, es dawet dan gorengan, masih banyak jenis jajanan lainnya yang kerap dijajakan. Termasuk berbagai jajanan tradisional dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan ada beberapa jajanan tradisional yang hanya ada saat bulan Ramadan tiba saja lho.
Salah satu penganan tradisional yang adanya saat bulan Ramadan tiba, namanya Kapur, eits jangan bayangkan kapur untuk menulis ya.
Baca juga: Kue Puli, Kuliner Ramadan yang Semakin Jarang Ditemui
Buat masyarakat Moga dan sekitarnya pasti cukup familiar dengan makan yang memiliki hambar berwarna hijau dan biasanya disajikan dengan taburan parutan kelapa ini.
Makanan ini terbuat dari tepung beras yang dimasak menjadi bubur, dikasih pewarna dari daun suji, kapur sirih (diambil airnya sedikit) dan air. Kalau sudah matang didiamkan hingga dingin.
Tahap selanjutnya dibungkus seperti lontong tetapi dengan ukuran lebih besar terus dikukus agar lebih kenyal. Setelah matang diangkat dan biarkan hingga dingin.
Selain namanya ya unik, cara penyajiannya juga menarik. Kue kapur disajikan dengan diiris-iris mengunnakan bennag jahit atau senar. Ini dilakukan karena tekturnya yang terlalu lembut dan tidak bisa diiris menggunkan pisau.
Kapur ini rasanya tawar tapi akan terasa adem diperut saat sudah dimakan. Kalau ingin terasa gurih makannya dengan parutan kelapa yang diberi sedikit garam.
Biasanya orang tua jaman dulu makan kapur sebelum makan nasi biar adem perutnya dan bisa bebas makan apa saja karena lambung sudah dialasi kapur itu.
1 comment for "Kue Kapur, Jajanan Khas Ramadan yang Semakin Langka"
Salam literasi,
walisongo.ac.id