Aktivitas Vulkanik Meningkat, Masyarakat Dilarang Beraktivitas 2 KM dari Puncak G. Slamet
Infomoga.com -- Gunung Slamet kembalimengalami peningkatan aktivitas gempa. Gempa Hembusan dan Gempa Tremor menerus mendominasi kegempaan, menunjukkan pergerakan fluida di sekitar permukaan gunung. Selain itu, lonjakan aktivitas gempa vulkanik juga terjadi.
Rekaman Gempa Tektonik Lokal yang meningkat dan amplitudo Gempa Tremor menerus menunjukkan pemanasan air tanah dalam tubuh Gunung Slamet pada kedalaman dangkal.
Adanya Gempa Tremor Harmonik dalam durasi panjang juga mengindikasikan peningkatan hembusan dalam tubuh gunung.
Dalam siaran persnya, Badan Geologi Kementerian ESDM mengimbau masyarakat atau pengunjung untuk tidak berada atau beraktivitas dalam radius 2 km dari kawah puncak Gunung Slamet.
"Pemantauan secara intensif tetap dilakukan guna mengevaluasi kegiatan Gunung Slamet oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi," ujar Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, dalam siaran persnya dikutip Kamis (16/5/2024).
Catatan aktivitas
Berdasarkan pengamatan 1 sampai 15 April 2024, Badan Geologi mencatat ada 197 kali gempa hembusan, 1 kali gempa vulkanik dalam, 1 kali gempa tektonik lokal, 12 kali gempa tektonik jauh, dan gempa tremor menerus dengan amplitudo 0,5 hingga 1 mm (dominan 0,5 milimeter).
Pada 16 sampai 30 April 2024, Badan Geologi merekam 701 kali gempa hembusan, 1 kali gempa terasa, 8 kali gempa tektonik jauh, dan gempa tremor menerus dengan amplitudo dominan 0,5 milimeter.
Kemudian, periode pengamatan 1 hingga 9 Mei 2024 tercatat ada 902 gempa hembusan, 15 kali gempa vulkanik dalam, 3 kali gempa tektonik jauh, dan gempa tremor menerus dengan amplitudo 0,5 sampai 3 milimeter (dominan 1 milimeter).
Kegiatan pemantauan deformasi menggunakan electronic distance measurement menunjukkan fluktuasi memendek-memanjang yang cenderung stabil dengan perubahan jarak relatif kecil. Pada 1-10 Mei 2024 tidak teramati adanya perubahan hasil pengukuran jarak miring yang signifikan.
Badan Geologi melakukan pemantauan deformasi dengan menggunakan tiltmeter di Stasiun Cilik yang berada pada elevasi 1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl), Stasiun Bambangan pada elevasi 1.875 mdpl, dan Stasiun Sawangan pada elevasi 2.000 mdpl.
Pada periode 1-10 Mei 2024 pemantauan deformasi tiltmeter Gunung Slamet dari Stasiun Sawangan menunjukkan pola relatif meningkat pada komponen Y (radial).
Potensi ancaman
Wafid memaparkan bahwa hasil pengamatan data-data pemantauan menunjukkan adanya peningkatan tekanan di bawah tubuh Gunung Slamet yang dapat memicu munculnya gempa-gempa dangkal maupun terjadinya erupsi.
Potensi ancaman bahaya saat ini adalah erupsi freatik maupun magmatik yang dapat menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah di sekitar puncak di dalam radius 2 kilometer.
"Hujan abu dapat terjadi di sekitar kawah maupun melanda daerah yang ditentukan oleh arah dan kecepatan angin," kata Wafid.
Badan Geologi meminta masyarakat untuk tidak berada atau beraktivitas dalam radius dua kilometer dari puncak kawah Gunung Slamet mengingat status waspada yang saat ini masih tersemat sejak 19 Oktober 2023.
Semoga informasi ini membantu meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Slamet. Jaga keselamatan dan selalu mengikuti arahan dari otoritas terkait!
Sumber: (AntaraNews)
Post a Comment for "Aktivitas Vulkanik Meningkat, Masyarakat Dilarang Beraktivitas 2 KM dari Puncak G. Slamet"
Post a Comment