Aktivitas Meningkat dan Resiko Letusan Freatik di G. Slamet, Masyarakat Dihimbau Tidak Beraktivitas 2 KM dari Puncak
Infomoga.com -- Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengeluarkan peringatan adanya potensi ancaman letusan freatik di Gunung Slamet. Meski demikian, status Gunung tertinggi di Jawa Tengah itu masih pada level II atau Waspada.
Letusan freatik umumnya terjadi ketika magma memanaskan air tanah, air danau, air kawah, atau air laut. Pemanasan itu memicu penguapan air yang pada akhirnya bisa menghasilkan ledakan.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, mengatakan peningkatan aktivitas tekanan itu saat in sedang terjadi di bawah tubuh Gunung Slamet.
“Yang dapat memicu gempa-gempa dangkal maupun erupsi,” katanya melalui keterangan resmi pada Jumat, 29 November 2024.
Merujuk data terbaru yang dirilis Badan Geologi berdasarkan pengamatan tanggal 1-28 November 2024 di Pos Pengamatan Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah terekam 251 kali gempa hembusan, 3 kali gempa low frequency diiringi gempa tremor non harmonik dengan magnitudo 24 mm.
Selain itu terekam juga gempa tremor terus menerus dengan magnitudo dominan 2,5 mm dan 15 kali gempa tektonik jauh.
Berdasarkan hasil pemantauan baik visual maupun instrumental hingga 29 November 2024 Badan Geologi menghimbau masyarakat lokal atau pun wisatawan dilarang Beraktivitas pada radius 2 kilometer dari Puncak Gunung Slamet.
Masyarakat disekitar Gunung Slamet juga diminta tetap tenang dan tidak terpancing oleh kabar atau berita yang tidak bertanggungjawab. Selain itu, pemerintah daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten senantiasa berkoordinasi dengan Badan Geologi atau Pos Pengamatan G. Slamet di Gambuhan.
Post a Comment for "Aktivitas Meningkat dan Resiko Letusan Freatik di G. Slamet, Masyarakat Dihimbau Tidak Beraktivitas 2 KM dari Puncak "
Post a Comment